Sunday, June 23, 2013

Personality Test

Iseng mengikuti sebuah tes kepribadian di http://pesona.hendriklim.com, berikut adalah hasil tes kepribadian saya...



Dwi Atika Gusrita Iriani

KEPRIBADIAN MELANKOLIK YANG SEMPURNA, SERING JUGA DISEBUT TYPE COMPLIANCE
Sifat utama: Introvert, Pemikir, dan Pesimistik
Seorang analitis yang mendalam dan penuh pikiran. Serius dan tekun, teratur, cenderung jenius. Berbakat dan kreatif, bisa juga artistik dan musikal. Menghargai keindahan, keteraturan, filosifis dan puitis. Sensitif alias perasa terhadap perasaan orang lain, suka berkorban dan idealis.

PROFILE ANDA DALAM KEHIDUPAN PRIBADI

Seseorang yang menetapkan standar yang tinggi, ingin semuanya dikerjakan dengan benar dan rapih. Senang dengan keindahan dan kerapihan, baju yang tersetrika rapih, meja kerja dan lemari dan laci bersih teratur. Tidak segan untuk mengorbankan keinginan sendiri untuk orang lain, dan senang mendorong orang mengapresiasi kemampuan intelegensi dan optimalisasi bakat. Seorang melankolik, sangat hati-hati dalam memilih teman, namun amat setia dan penuh perhatian pada teman dekatnya. Senang bergerak di belakang layar, dan menghidari panggung perhatian, tenggelam dalam pekerjaannya sendiri. Ia bisa memecahkan masalah orang lain, tanpa banyak bicara. Efektif dan efisien. Ia memiliki sifat sensitif, memperhatikan orang lain, mencari teman hidup yang ideal. Akurasi, data, fakta dan tidak sembarangan adalah nama tengah dari kaum melankolik.
PROFIL ANDA DI DIPEKERJAAN
Cocok untuk pekerjaan yang beroritentasi pada jadwal, teratur dan pengulangan atau yang memerlukan updates berkelanjutan. Memiliki tuntutan perfeksionisitk, sesuatu mesti dikerjakan dengan baik, bersih dan rapih. Senang akan perincian, gigih dan cermat, menuntut kualitas, tidak bisa menerima pekerjaan yang dikerjakan seadanya. Segala sesuatu mesti tertib, terorganisir teratur, dan bersifat ekonomis. Sangat efisien, menyelesaikan semua pekerjaan yang dimulai. Tidak bisa menerima selingan canda dalam pekerjaan, semuanya bergerak serius. Sanggup menyelesaikan masalah, suka dengan presentasi diagram tables, bagan dan daftar. Cocok untuk pekerjaan:
  • Ahli Riset IT
  • Analis Data
  • Akuntan, finance
  • Kritikus, auditor
  • Inovator

 

Titik Kekuatan

Seorang melankolik akan maksimal ditempatkan pada pekerjaan atau profesi yang menuntut kecermatan tinggi, dan situasi yang pasti, atau dapat diramalkan, yang memiliki norma baku yang jelas. Ia memiliki kemampuan yang cerdas teliti dan telaten, dan dapat menyelesaikan tugas yang dimulainya. Termasuk dalam kategori berpikir serius, dan mengutamakan atau mengharapkan orang berpikir dahulu sebelum memberikan jawaban. Namun pekerjaan dengan kondisi yang menuntut improvisasi, keserba daruratan dan chaotic bisa membuatnya stress.

Catatan

Meskipun amat setia dan sensitif, kaum melankolik yang sempurna ini bisa menjadi pengingat atau dendam terhadap hal hal yang menyakitkan mereka, dan tanpa disadari, kecenderungan ini bisa membuat mereka tidak maksimal. Melankolik dalam cuaca hati yang baik bersikap: hati-hati, penuh perhitungan, tepat, kritis dan formal. Namun pada saat sebaliknya, ketika ia sedang stress atau bad mood, ia akan bersikap: kuno, ortodok, kaum tradisional, tidak bisa berubah, tidak menunjukkan gairah apapun, tidak percaya orang, dingin dan kepala batu dan tidak bisa berubah pendiriannya.
Resume Profile
  • Senang pada situasi yang dapat diramalkan
  • Senang dalam situasi yang terkontrol
  • Menyukai jaminan keamanan
  • Berpikir kritis/Mengikuti aturan
  • Suka membaca
  • Tidak suka perubahan yang mendadak
  • Serius dan persisten, tidak ada ruang untuk bercanda.
  • Diplomatis/Dihormati
  • Senang Akurasi

Rasa Takut



Rasa takut ada di dalam diri manusia normal secara alami. Allah Ta’ala mengaruniakan rasa takut dalam diri kita, sehingga kita bisa mengontrol perilaku kita. Bayangkan orang yang tak mengenal takut, tindakan dan perbuatannya akan sulit terkontrol. Ketakutan yang berlebihan juga akan menyulitkan kita. Karena jika kita tidak bisa mengatasinya, kita akan menjadi orang yang tidak akan bisa maju.

Saya mempunyai banyak ketakutan dalam melakukan sesuatu. Saya takut waktu ospek masuk SMA, saya takut tidak lulus ujian nasional, takut tidak diterima di perguruan tinggi, takut ospek masuk perguruan tinggi, takut saat akan presentasi tugas akhir, takut saat wawancara kerja, takut tidak bisa menjalankan tugas kantor saat harus menggantikan seorang rekan kerja yang cuti melahirkan.

Tetapi rasa takut dan kecemasan itu menguap seiring dengan waktu. Semakin kita jalani, perlahan-lahan kita akan terbiasa dengan aktivitas yang kita takuti itu. Pengalaman mengajarkan sesuatu. Semakin sering kita lakukan, semakin mahir jadinya.

Takut miskin, takut ditinggal mati keluarga, takut tidak cantik lagi, takut sakit hati, dan beragam takut lainnya. Semua rasa takut itu akan menguap jika kita menjalaninya. Tentunya tidak ada orang miskin yang takut menjadi miskin (ya iyalah, sudah miskin duluan).

Mungkin rasa takut yang mutlak dan tak boleh luntur adalah takutnya pada Allah Ta’ala. Takut tidak mendapat ridho-Nya. Karena sebanyak apapun harta kita dan sebesar apapun amalan kita, jika tidak diridhoi Allah Ta’ala, maka sia-sia semuanya.

Ketiban Tangga Dua Kali



Ketiban tangga dua kali, mungkin ini yang terjadi pada saya. Saya harus rela mengalami 2 insiden yang sama-sama memalukan di tempat yang berdekatan, waktu yang berbeda, dan oleh pelaku yang kondisi mentalnya kurang lebih sama.

Tidak pernah terlintas sedikitpun di benak saya, akan mendapat perlakukan “istimewa” dari orang-orang itu. Yang pasti kita akan serba salah kalau sudah berhadapan dengan mereka. Diladeni dengan kekerasan salah, dengan kelembutan apalagi. Mungkin menjauh adalah satu-satunya jalan terbaik. Tetapi dalam dua insiden ini, saya tidak punya kesempatan untuk membela diri apalagi menghindar, karena kejadiannya begitu cepat dan tidak terduga.

Insiden pengeboman memalukan yang pertama terjadi di depan sebuah warung dekat kantor saya, sekitar pukul 5 sore waktu bagian tengah. Saya dan suami berencana mengunjungi dokter praktek di apotik terdekat. Ternyata prakteknya belum buka, sehingga kami memutuskan untuk pulang dulu. Dalam perjalanan pulang, saya minta mampir di warung untuk membeli sesuatu. Semua nampak biasa saja, sampai kami berhenti di depan sebuah warung. Saya turun dari sepeda motor tanpa melepas helm. Masih dengan perasaan biasa saja. Tidak ada firasat buruk, tidak ada angin berhembus, tidak ada burung berkicau. Semua tampak normal. Saya berjalan menuju warung. Disinilah malapetaka terjadi. Seorang wanita berlari dari kejauhan sambil berteriak, ketika melihat saya, dia langsung memegangi kepala saya dari belakang lalu mengguncang-guncang saya seperti celengan. Cepat sekali, dia langsung kabur seketika, dikejar oleh suami saya. Badan saya terguncang, badai menggelegar, saya langsung nangis. Orang-orang di sekitar berhamburan mendekati saya, bertanya apakah saya baik-baik saja. Well, orang yang sudah diguncang-guncang kepalanya sama seseorang berbadan besar (tak tahu itu apa, karena saya tak sempat melihat dengan jelas) apakah mungkin baik-baik saja... Yang pasti shock stadium 4 season 2. Rasa malu mengalahkan sakit. Ketika suami saya kembali, terungkaplah bahwa pelaku kekerasan terhadap anak di bawah umur tadi adalah seorang wanita dengan kondisi gangguan jiwa. Saya tidak tahu harus menangis atau mukul-mukul meja sambil teriak demi Tuhaan...!

Kira-kira dua minggu setelah insiden itu, saya kembali menjalani hidup seperti biasa. Ceria seperti biasa, tanpa firasat apa-apa seperti biasa.

Hari itu Selasa, 18 Juni 2013 pukul 16.00 WITA saya membereskan meja kerja, menyimpan berkas-berkas dan bersiap-siap pulang. Sebelumnya suami saya sudah telepon karena tidak bisa menjemput saya. Maka sayapun nebeng sama seorang teman kantor, Mbak Wi. Kita berjalan dengan sukacita menuju parkiran. Setelah berpamitan dengan teman-teman dan mengucapkan sayonara, kamipun meluncur.
Baru sampai di depan halaman kantor, ada seorang lelaki setengah baya dengan penampilan biasa, menggunakan sarung tangan, tampak seperti pekerja bangunan melambaikan tangan pada kami. Anehnya saat itu suasana benar-benar sepi. Tak ada satupun orang di sekitar halaman kantor. Kami curiga, dan tidak menghiraukannya. Berhubung kondisi jalan berbatu-batu di halaman kantor, Mbak Wi tidak bisa memacu cepat sepeda motornya. Disinilah kejadian ajaib itu terjadi. Ketika berpapasan dengan orang itu, dengan ganasnya dia membekap wajah saya. Mbak Wi jadi panik, dan sepeda motor agak oleng. Karena takut, Mbak Wi membelok ke arah garasi mobil bos. Beruntung orang aneh itu melepaskan bekapannya, dan saya selamat. Mbak Wi teriak-teriak minta tolong, sementara saya  sibuk membersihkan wajah saya (gile, sarung tangannya kotor amit). Kami bersembunyi di garasi mobil bos sementara menunggu orang itu pergi. Dan akhirnya kami pulang dikawal oleh seorang karyawan toko milik bos.  Keesokan harinya, gosip pun beredar. Kami jadi bahan pembicaraan hangat, judulnya “Tika dicekik orang gila”.

Belakangan kami tahu bahwa orang itu adalah orang dengan gangguan jiwa dan sudah beberapa hari ini mangkal di sekitar kantor. Anehnya, kami tak pernah sekalipun melihatnya. Mungkin sudah takdir. Takdir yang menggelikan, karena sudah dua kali saya dianiaya sama orang dengan gangguan jiwa. Yang memprihatinkan, saya merasa di lingkungan ini (Landasan Ulin, red) banyak orang dengan gangguan jiwa. Mungkin faktor tekanan hidup dan ekonomi yang semakin mencekik leher, atau meningkatnya kegalauan (putus cinta, red). Apapun penyebabnya, yang pasti saya sudah dua kali menjadi korban penganiayaan, huhu...

Well, siapapun tidak ada yang mau mengalami gangguan mental seperti itu, kita doakan saja semoga mereka tenang di alamnya (alam pikiran mereka sendiri maksudnya). Dan kita yang masih normal, sudah seharusnya bersyukur dengan keadaan kita, karena rasa tidak pernah puas selalu ada di dalam diri manusia. Waspadalah... waspadalah!

Wednesday, June 19, 2013

Mengenalkan hewan piaraan kepada si kecil (usia + 8 tahun)



Tujuan :
·         Melatih si kecil untuk belajar berinteraksi secara positif dengan hewan piaraan seperti kucing, kelinci, marmut, dan lain-lain
·         Memberikan pemahaman bahwa hewan piaraan bisa menjadi teman bermain yang menyenangkan









Manfaat :
·         Menumbuhkan rasa kasih sayang terhadap makhluk lain
·         Melatih rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri
Persiapan :
·         Siapkan hewan piaraan, boleh kucing, kelinci, marmut, atau makhluk berbulu lain, karena semakin berbulu semakin imut dan menggemaskan. Dijamin anak-anak suka.
Warning : Meskipun berbulu itu imut, jangan memilih hewan berbulu seperti harimau, beruang, dan teman-temannya.
·         Siapkan kandang untuk hewan piaraan, semakin mahal semakin bagus.
·         Siapkan peralatan mandi untuk hewan piaraan.
Jangan sekali-kali menggunakan sikat gigi bekas anak anda untuk membersihkan bulu piaraan anda, karena mungkin dia (hewan, red) tidak menyukai barang bekas.
Step by step :
·         Sebelum mengajak anak anda bermain dengan hewan piaraan, pastikan anak anda sudah makan terlebih dahulu (perut lapar mereduksi konsentrasi).
·         Mandikan hewan piaraan anda dengan shampo (boleh merk apa saja, yang penting wangi). Keringkan dengan handuk atau hair dryer. Menjaga kebersihan hewan piaraan sangat penting untuk menghindari kontaminasi kuman dari hewan kepada anak anda.
·         Bimbing anak anda untuk memberi makan hewan piaraan dengan penuh kasih sayang. Jangan biarkan anak melakukan kekerasan terhadap hewan piaraan.
·         Ajak anak mengelus bulu hewan piaraan agar terbangun chemistry yang kuat antara anak dan hewan piaraan.